Jumat, 30 September 2011

Workshop Save Street Child Medan

A. DASAR PEMIKIRAN
Saat ini, permasalahan terkait anak semakin banyak dan beragam. Indikasinya adalah semakin banyaknya anak-anak terlantar dan yatim-piatu yang tidak terurus, pemberdayaan anak-anak yang tidak pada tempatnya seperti dipekerjakan dengan waktu kerja yang sangat keterlaluan dan gaji yang tidak masuk akal, dan sebagainya. Sedangkan kita semua mengetahui bahwa kehidupan anak-anak seharusnya diisi dengan bermain, belajar, dan bersuka ria. Begitu juga dengan permasalahan anak jalanan di perkotaan merupakan suatu hal yang dianggap wajar oleh masyarakat, padahal hal ini seharusnya merupakan suatu hal yang tidak wajar terjadi. Permasalahan anak jalanan merupakan salah satu dampak dari kurangnya kesadaran dan kepedulian sosial di masyarakat terhadap kondisi anak-anak.
Undang-undang dasar mengatur bahwa Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara (pasal 34 ayat 1), namun kenyataannya kemampuan pemerintah tidak sebanding dengan meningkatnya permasalahan anak, baik secara kuantitas maupun kualitas. Jumlah anak terlantar (dimana anak jalanan termasuk didalamnya) cenderung semakin meningkat, seiring dengan permasalahan kemiskinan yang belum dapat diatasi. Karena keterbatasan pemerintah itulah, peran aktif dari masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan ini sangat dibutuhkan.
Apa yang dapat dilakukan masyarakat terkait anak jalanan tersebut? Pada dasarnya, kebutuhan individu dapat dibedakan menjadi 2 kelompok besar, yaitu kebutuhan fisiologis dan psikologis (Cole dan Bruce, 1959). Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan primer seperti makan, minum, tidur, seksual, atau perlindungan diri. Sedangkan kebutuhan psikologis yang disebut juga kebutuhan sekunder dapat mencakup kebutuhan untuk mengembangkan kepribadian seseorang, contohnya adalah kebutuhan untuk dicintai, kebutuhan mengaktualisasikan diri, atau kebutuhan untuk memiliki sesuatu, di mana kebutuhan psikologis tersebut bersifat lebih rumit dan sulit diidentifikasi segera. Begitu juga dengan anak jalanan tersebut, untuk dapat memupuk harga diri, perilaku dan aktualisasi dirinya, pertimbangan mengenai keunggulan dan kelemahan serta kebutuhan anak jalanan tersebut perlu dilakukan.
Begitu juga dengan kondisi anak-anak jalanan (ANJAL) yang berada di Kota Medan. Begitu banyak orang yang menilai negatif terhadap ANJAL tanpa mengetahui kondisi ANJAL tersebut dengan sesungguhnya. Mengamen, Mengelem, meminta-minta memang dianggap hina oleh masyarakat sekitar, bahkan oleh kaum terdidik seperti Pelajar dan mahasiswa juga menganggap hal itu adalah perbuatan hina. Namun apakah kita mengetahui apa penyebab mereka melakukan perbuatan hina tersebut secara langsung? Pasti kebanyakan dari kita hanya berasumsi tanpa terjun secara langsung untuk mencari tahu penyebab mereka melakukan hal ini. Dengan menumbuhkan dan menunjukkan sedikit rasa kepedulian kita dengan cara mencari informasi mengenai kondisi anak jalanan itu dapat memberikan kontribusi dalam perubahan perilaku anak jalanan tersebut.
Menanggapi permasalahan tersebut, Save Street Child hadir. Save Street Child adalah komunitas berjejaring yang peduli terhadap permasalahan anak jalanan. Dibentuk oleh anak muda, dikelola oleh anak muda dan bersifat independen, desentralis, juga kreatif, sesuai semangat muda. Save Street Child bukan merupakan underbow dari Organisasi besar manapun, dan selalu bergerak mencari solusi terbaik dalam permasalahan anak jalanan.
Seperti yang kita ketahui, banyak sekali yayasan, LSM dan lembaga-lembaga lain yang fokus terhadap permasalahan anak jalanan. Sayangnya, keberadaan mereka kurang terawat, kadang bahkan terabaikan dari perhatian masyarakat dan pihak-pihak terkait. Ini menimbulkan efek simultan, dan menjadikan anak-anak tersebut terabaikan. Disinilah peran Save Street Child menjembatani dan memberikan angin segar untuk para anak-anak yang merasa hanya menjadi “tanggungan” yayasan tersebut. Dengan memanusiakan mereka kembali, harkat dan martabat anak-anak jalanan, baik yang tertampung maupun yang tidak.
Sebagai contoh, Anak-anak Jalanan yang berada di perempatan jalan Aksara Medan, para anak jalanan mendapatkan sedikit rasa kepedulian dari berbagai macam relawan yang datang dan pergi. Rasa kepedulian itu bermacam-macam bentuknya, ada yang mengajak mereka menggambar bersama, ada yang mengajarkan baca tulis dan berhitung, ada yang mengajak mereka jalan-jalan dan bahkan ada yang rela menginap barsama mereka untuk menunjukkan kepedulian mereka. Mungkin tidak semua orang sudah memiliki sekaligus merealisasikan rasa kepedulian mereka seperti yang diatas. Untuk mulai menumbuhkan rasa kepedulian dan merealisasikannya membutuhkan niat yang begitu luar biasa pada awalnya. Coba kita pikirkan, waktu kita dalam sehari ada 24 jam, tidak bisakah kita luangkan waktu kita lima menit dalam satu hari untuk menyapa dan menanyakan kabar mereka, atau mungkin setengah jam dalam sehari untuk mengajarkan arti dan makna hidup ini.
Bukan hanya di perempatan jalan Aksara Medan saja kita dapat menemui keberadaan anak jalanan. Ada banyak tempat di Kota Medan ini yang di huni oleh anak-anak jalanan. Sesuai dengan survey langsung dilapangan yang dilakukan oleh volunteer SSChild Medan pada tanggal 23 - 24 Juli 2011, setidaknya ada 12 titik lokasi keberadaan anak jalanan di Kota Medan. Meliputi : 1)Terminal Terpadu Amplas, 2)Simpang Marendal, 3)Perempatan jalan Juanda-Halat, 4)Taman Kota Stadion Teladan, 5)Perempatan jalan Aksara, 6)Perempatan jalan Bilal, 7)Perempatan jalan Krakatau, 8) Lampu merah jalan Perintis Kemerdekaan 9)Komplek Area Plaza Medan Fair, 10)Area Ringrut 11)Simpang Pos, 12)Terminal Pinang Baris.
Data ini mungkin belum valid, kemungkinan masih banyak lagi tempat-tempat keberadaan anak jalanan di Kota Medan. Yang jadi pertanyaan besar bagi kita semua adalah : Salah siapakah fenomena anak jalanan ini? Salah pemerintahkah yang sibuk berbicara bahasa saktinya tentang EKONOMI MAKRO nya? Salah orang-orang terpelajarkah yang menjadikan diri mereka PELACUR INTELEKTUAL dengan jargon-jargon KEBENARAN ILMIAH yang akhirnya tidak membuat mereka melakukan apa-apa? Atau salah mereka kah KARENA TIDAK BISA MEMILIH UNTUK TIDAK DILAHIRKAN SEBAGAI ANAK JALANAN?

Mereka tidak butuh dikasihani, mereka tidak butuh harapan-harapan Hampa.
Bantulah mereka membuat pilihan-pilihan baru dalam hidup mereka.
Mereka hanya butuh sedikit perhatian dan kasih sayang.
agar mereka dapat merubah hidup mereka.
Mereka juga anak bangsa ini.
Mereka juga adik-adik kita.
Walau mereka tidak seberuntung kita.
Tapi marilah kita buat mereka tersenyum.
dan memberikan sedikit arti kehidupan kepada mereka.
Terkadang terlalu banyak alasan kita untuk menutup mata, kuping dan hati kita.

Dengan dasar pemikiran tersebut Save Street Child Medan sebagai organisasi Otonom Save Street Child di wilayah Medan dan sekitarnya merasa perlu berbuat sesuatu untuk dapat menyelesaikan permasalahan anak jalanan yang semakin kompleks dari hari ke hari. Untuk itu Dewan Pengurus Daerah Save Street Child Kota Medan akan mengadakan kegiatan Workshop Fenomena Anak Jalanan di Kota Medan ; Problematika dan Solusinya. Adapun segala bentuk program dalam kegiatan Workshop yang dimaksud, kami tuangkan dalam bentuk Proposal.

B. NAMA KEGIATAN
Kegiatan ini bernama :
Workshop Save Street Child Medan
“Fenomena Anak Jalanan Kota Medan ; Problematika dan Solusinya”.

C. THEMA KEGIATAN
“Anak Jalanan juga Anak Bangsa”.

D. WAKTU DAN TEMPAT
Kegiatan ini insya Allah akan dilaksanakan pada hari Sabtu - Minggu, tanggal 29 - 30 Oktober 2011 bertempat di Wisma PHI Medan Sumatera Utara.

E. MATERI WORKSHOP
(Peranan Pemerintah dalam penanganan Anak Jalanan
H. Gatot Pujo Nugroho, ST : Gubernur Sumatera Utara)
Problematika Anak Jalanan dan Solusinya
(Dinas Sosial Sumatera Utara)
Anak Jalanan dalam Perspektif Hukum
(Irjen Polisi Wijnu Amat Satro : Kapolda Sumatera Utara)
Peranan Masyarakat dalam Penanganan Anak Jalanan
(Shefti Latifah : Inisiator Save Street Child Pusat)
Fenomena Anak Jalanan di Kota Medan
(Andriansyah, S. Sos : General Coordinator Save Street Child Medan)

F. TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah:
1.Memperkenalkan Save Street Child (SSChild) Kota Medan
2.Menumbuhkan rasa kepedulian terhadap anak jalanan
3.Mencari solusi cerdas terhadap problematika anak jalanan di Kota Medan
4.Menyusun lagkah-langkah strategis dalam penanganan anak jalanan di Kota Medan

G. SASARAN DAN TARGET KEGIATAN
Sasaran dari kegiatan ini adalah Pihak-pihak terkait dalam permasalahan anak jalanan di Kota Medan.
Sedangkan Target kegiatan ini meliputi :
a.Tumbuhnya rasa kepedulian terhadap Anak Jalanan
b.Mendapatkan solusi cerdas terhadap problematika Anak Jalanan di Kota Medan
c.Tersusunnya langkah-langkah strategis dalam penanganan Anak Jalan di Kota Medan

H. PENANGGUNG JAWAB
Dewan Pengurus Daerah Save Street Child Kota Medan

I. PESERTA
Adapun peserta dalam kegiatann ini meliputi :
1.Pelajar dan Mahasiwa
2.Yayasan, LSM dan Komunitas Peduli Anak Jalanan
3.Pihak-pihak terkait dalam permasalahan Anak Jalanan

J. PENDANAAN DAN SUMBER DANA
1. Pendanaan
Total seluruh biaya dalam kegiatan ini sebesar Rp. 32.340.000,00-.
Terbilang “Tiga Puluh Dua Juta Tiga Ratus Empat Puluh Ribu Rupiah”

2. Sumber Dana
a. Iuran Pengurus dan Volunter SSChild Medan
b. Kontribusi Peserta
c. Instansi Pemerintah dan Swasta
d. Sponsor
e. Donatur yang sifatnya tidak mengikat.

K. PENUTUP
Demikianlah proposal kegiatan ini kami sampaikan. Kami berharap seluruh rangkaian acara dapat berjalan dengan lancar dan sukses demi mencapai tujuan awal dengan dukungan penuh dari berbagai pihak yang terkait. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.


Hormat Kami
Andriansyah, S. Sos (General Coordinator)
Muhammad Syafii Pasaribu, S. Sos (Operating Coordinator)
Rizki Pristiandi Hrp, S. Sos (Secretary)
Agustina Damanik, S. Sos (Treasury)

2 komentar:

  1. undang komunitas lain di medan biar saling berbagi.
    kayak komunitas blogger sumut, awak medan, dll.

    BalasHapus
  2. mantappp.. Sukses Selalu dan semoga bermanfaat untuk masa depan indonesia :)

    BalasHapus